TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Pilot Garuda (APG) diimbau untuk bersikap dewasa menyikapi perbedaan pendapat dengan pihak manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kementerian Badan Usaha Milik Negara berharap pilot Garuda tak lagi melakukan mogok terbang seperti 28 Juli lalu.
"Menurut saya, mogok itu bentuk ketidaktaatan pada peraturan. Saya imbau supaya lebih dewasa," kata Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin di kantornya, Senin, 5 September 2011.
Sebelumnya, APG mengancam akan kembali menggelar aksi mogok pada September ini. Pemogokan itu lantaran negosiasi dengan manajemen Garuda akhir Agustus lalu gagal mencapai kesepakatan.
Para pilot mengaku kecewa dan tidak berniat duduk semeja dengan manajemen. Ancaman mogok tersebut salah satunya terkait adanya kesenjangan antara besaran gaji pilot asing dengan pilot lokal.
Menurut Ketua APG Stephanus Gerardus Rahadi, pekan lalu, hasil perundingan tersebut menerbitkan rasa ketidakpercayaan kepada manajemen karena tidak ada satu poin pun yang dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pihaknya berencana kembali melakukan mogok. Bahkan rencana tersebut juga mendapat dukungan Serikat Karyawan Garuda dan Ikatan Awak Kabin.
Melihat perkembangan tersebut, Sumaryanto mengatakan Kementerian bersedia memfasilitasi perundingan kembali jika diperlukan. Dia khawatir jika permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan, dalam jangka panjang akan menghambat peningkatan daya saing Garuda dibandingkan maskapai lainnya.
"Kinerja Garuda membaik, on time performance Garuda sudah sekitar 85 persen. Di sisi lain, kompetitor lainnya juga membaik. Kalau mereka hanya untuk kepentingan pribadi di atas kepentingan perusahaan, berarti kurang mempunyai rasa memiliki," lanjut Sumaryanto.
EVANA DEWI
"Menurut saya, mogok itu bentuk ketidaktaatan pada peraturan. Saya imbau supaya lebih dewasa," kata Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin di kantornya, Senin, 5 September 2011.
Sebelumnya, APG mengancam akan kembali menggelar aksi mogok pada September ini. Pemogokan itu lantaran negosiasi dengan manajemen Garuda akhir Agustus lalu gagal mencapai kesepakatan.
Para pilot mengaku kecewa dan tidak berniat duduk semeja dengan manajemen. Ancaman mogok tersebut salah satunya terkait adanya kesenjangan antara besaran gaji pilot asing dengan pilot lokal.
Menurut Ketua APG Stephanus Gerardus Rahadi, pekan lalu, hasil perundingan tersebut menerbitkan rasa ketidakpercayaan kepada manajemen karena tidak ada satu poin pun yang dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pihaknya berencana kembali melakukan mogok. Bahkan rencana tersebut juga mendapat dukungan Serikat Karyawan Garuda dan Ikatan Awak Kabin.
Melihat perkembangan tersebut, Sumaryanto mengatakan Kementerian bersedia memfasilitasi perundingan kembali jika diperlukan. Dia khawatir jika permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan, dalam jangka panjang akan menghambat peningkatan daya saing Garuda dibandingkan maskapai lainnya.
"Kinerja Garuda membaik, on time performance Garuda sudah sekitar 85 persen. Di sisi lain, kompetitor lainnya juga membaik. Kalau mereka hanya untuk kepentingan pribadi di atas kepentingan perusahaan, berarti kurang mempunyai rasa memiliki," lanjut Sumaryanto.
EVANA DEWI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar